Pages

Happy Valentine

My Favorite pairing^-^

My Favorite pairing^-^

KyuYoungMin *-*

KyuYoungMin *-*
Diberdayakan oleh Blogger.

uri oppadeul

uri oppadeul

friends

friends

Followers

Banner

mouse

Toad Jumping Up and Down

jam

Minggu, 24 November 2013

my words

Dia
Dia, gadis bodoh dan idiot yang dengan mudah saja percaya pada dunia, yang dengan begitu saja mengiyakan tawaran tak berarti, dan dengan lugasnya menerima semua kepalsuan hidup.
Gadis itu begitu polos, namun itu bukan yang utama dia juga buta dunia, tak tahu betapa jahatnya dunia ini pada kehidupan, tak mengerti bagaimana dunia telah mengubah otak-otak mulia itu menjadi mesin, dan tak paham mengenali jalan untuk kembali.
Gadis innocent yang sangat memuakkan, mengubah dirinya hanya untuk hasrat sesaat yang tak mungkin manjadi kekal, dia tak terlihat menikmati dirinya dia tak tampak benar-banar bahagia.
Gadis lugu yang bahkan tak tahu cara bersepatu, yang dia tahu hanyalah berharap dunia tak jahat padanya, yang dia tahu hanyalah memohon agar dunia melihat perubahannya.
Gadis idiot,  bahkan dia tak sadar atas tindakannya mengubah segala aspek didalam dirinya, membuang jiwa murninya, menopengi wajah ayunya dengan bedak yang menipu, bajunya tak lagi terlihat cantik, kain itu tak cukup membungkus kulit tubuhnya dan kakinya terpasang anak tangga yang diperkecil.
Gadis bodoh, dunia bahkan tak sekalipun melirik kearahnya, hanya dia yang terlalu berharap, matahari mulai menaikkan suhu kasih sayangnya, gadis itu terus berlari mengelilingi hamparan ladang kosong, kaki lemahnya tak henti berputar, menekuk, bahkan hampir patah. Kenapa gadis itu melakukannya..??
Dunia, dia berusaha menemukannya. Dunia yang dengan kebodohannya telah menjerumuskan gadis polos itu kedalam lubang ketidakpastian menelantarkanya dalam gurun salju menghanyutkannya kedasar samudra.
Dunia, terlalu besar pesonanya terhadap gadis itu teramat dahsyat kharismanya untuk gadis itu tapi juga begitu agung kesalahannya pada gadis itu.
Dia dengan rasa tak berdosa menaik turunkan gadis itu di roller coster kehidupan menjungkir balikkan kalbu gadis itu dalam jungkitan khayalan. Apa salah gadis itu terhadapnya..?? bahkan gadis itu tak sekalipun menyentuh hartanya, tak pernah menelusuri jejak samar yang dia tinggalkan tepat dihadapannya.
Gadis itu kini mulai mau belajar, membuka lembar-lembar kertas kehidupan dari kawannya, mencermati tiap detil huruf yang berderet di dalamnya, mengamati untaian kata yang tersusun disana.
Merangkai beberapa kenyataan yang ada, membaca semua peringatan yang telah alam wartakan. Langit putih kosong namun begitu penuh ketika awan itu tersingkir oleh angin dan batuan kerlap-kerlip itu dinyalakan malaikat.
Mendengar setiap suara alam, nyayian ombak, rintihan daun dan teriakan angin yang begitu memukau. Merasakan berbagai tiupan ketulusan alam dalam tiap detik kehidupan yang sesungguhnya.
Gadis itu kini mulai mebuka mata indahnya yang tertutup rapat untuk kehidupan dia belajar memandang berbagai macam objek dihadapannya entah itu yang bervolume atau yang hanya rangkaian garis-garis lurus. Menerawang aliran sungai yang mengalunkan kerikil-kerikil kecil bersamanya.
Gadis itu kini mulai bersuara melonggarkan katupan rapat dua bibirnya melueskan kekakuan yang selama ini menggelayutinya membuka gembok yang mengunci kejujuran dalam hatinya mengucapkan isi perasaan yang sesungguhnya tak lagi terhalangi tembok besi yang membentengi tubuhnya namun tembok itu belum sepenuhnya runtuh masih begitu banyak yang terpondasi rapi.

KaiStal Fanfiction

tumblr_mcybimg5bU1qd4a7wo1_500_¸±±¾.jpg 













Title                 : Let The Winter Gone (part 1/2)
Author            :  Andria Knight
Length             : Two Shoot
Genre              : Romance Maybe (?)
Rating             : PG 13
Main cast         : Jung Soojung (Krystal)
   Kim Jongin (Kai)
Other cast         : Lee Taemin
    Choi Jinri
Anyeonghaseyo ^^
Ini fanfiction pertamaku yang juga pertam kali dipublish di blog pertamaku..., bingung kah..? mianhamnida..! semuanya serba yang pertama. Hihihi... :-D . maaf buat yang gx suka pairing ini aku harap kalian jd fans yang dewasa... jangan ngebash.., okey...?? fanfiction ni aku persmbahin buat tmen.ku, Hope U like it dear..
buat para reader selamat membaca.., maaf  kalau Typo bergentayangan dimana-mana.
Happy Reading All

Callifornia, America.
Daun-daun pohon mapel mulai jatuh, satu persatu berguguran meninggalkan rating tua mereka yang sudah terlihat kering, hingga pohon itu hanya tertinggal ranting lapuk yang kosong tanpa daun.
Angin yang bertiup beraturan menambah cepatnya daun-daun itu terbang jauh dari asalnya, dan angin pula yang menentukan arah dan akhir perjalanan mereka, hingga akhirnya daun-daun itu tersebar berserakan diberbagai tempat.
Bangku-bangku kayu yang terlihat cukup terawat berjajar rapi disepanjang jalan setapak dengan pohon-pohon gundul yang berbaris dibelakangnya. Bangku-bangku itu terlihat sepi, tidak. Bukan hanya terlihat tapi memang benar-benar sepi. Tanpa satu orangpun yang mau singgah sejenak untuk menikmati sore hari.
Tapi ini sangat berbeda disalah satu bangku di ujung jalan setapak itu terlihat seorang gadis muda tengah duduk sendiri disana. Gadis itu memang duduk tanpa teman sejenisnya tapi sepasang earphone biru muda terpasang ditelinganya, bukan hanya itu ditangannya terlihat sebuah buku yang terbuka, mungkin gadis itu sedang menikmati waktunya dengan membaca buku sambil mendengarkan musik..? siapa yang melarang..? kurasa tidak ada.
Angin mulai berhembus lebih kasar dari sebelumnya, daun-daun yang sedari tadi terdiam tenang tak bergerak dihamparan jalan tak beraspal itu kini mulai berterbangan mengikuti tarian angin yang begitu bersemangat. Gadis itu mulai beranjak dari tempatnya, berjalan beberapa langkah dan mulai mengayuh sepeda berwarna silver kehitaman miliknya, buku yang tadi sempat ia buka tergeletak rapi dikeranjang, sedangkan earphone itu masih bertengger manis seperti sebelumnya.
Angin memang sangat ahli dalam menerbangkan sesuatu, bukan hanya daun kering yang telah gugur, tapi juga rambut panjang kecoklatan gadis itu. Rambut gadis itu tak terlalu lurus, sdikit bergelombang. Rambut indah yang hanya dihias dengan jepitan pita tek terlalu besar membuatnya mudah terbawa tiupan angin sore dimusim gugur itu.
Roda sepeda gadis itu terhenti disebuah rumah sederhana berpagar kayu yang takterlalu tinggi, benar-benar rumah yang indah. “mom.., i’m home” ucapnya setelah membuka handle pintu bercat krem itu, “oh.., you’re home sweet heart..?, come in, mommy have something  for  you” terdengar  suara seorang wanita dari rumah itu. “somethng..?? what’s that..?” tanyanya antusias, terlihat sekali dari wajahnya yang berbinar kala mendengar kata-kata dari ibunya. “somethng special.., bt.., you better to take a shower and change your clothes first.., i’m gonna keep this present.., okey sweet heart..?” ucap ibunya lembut. “yes, sir..!” jawab gadis itu bersemangat.
Angin musim gugur masih berhembus hingga hari terakhir ia diharuskan, tugasnya digantikan oleh kapas-kapas putih yang akan dengan setia menemani waktu manusia-manusia dan makhluk hidup lainnya ditempat itu, benar musim gugur telah habis masanya dan sekarang musim dimana salju akan menjadi teman setia yang akan salalu hadir menemani, musim dengan berbagai pro-kontranya.
Pohon mapel yang kehilangan daun-daunya dimusim gugur kini mendapat kesakitan yang lebih saat musim dingin menyapa negara itu, tempat kosong yang ditinggalkan daun-daun itu kini digantikan oleh tumpukan salju yang dingin dan beku, sangat dingin sampai-sampai aliran energi dalam pohon itu sering tersendat hingga akhirnya pohon mapel itu bertekat untuk mengistirahatkan dirinya sementara waktu.
Tak hanya pohon mapel yang merasa tersiksa dengan musim dingin, jalanan yang biasanya hangat dengan tapak-tapak kaki jejak lalu-lalang manusia, kini juga ikut membeku dipenuhi timbunan salju. Rumah sederhana berwarna coklat susu itu terlihat kontras dengan warna rumah disekitarnya yang lebih dominan dengan warna putih atau abu-abu, tapi itulah manusia.
“sweet heart..? why..? are you mad..?” tanya serang wanita paruh baya pada putrinya “i’m not.., just-“ ucapan gadis itu menggantung tak terselasikan “just what.. tell mommy  sweet heart..” “may i ask you somethng mom..?” it’s not about this one” ucapnya sambil mengangkat sebuah bingkisan bebentuk persegi yang sedari tadi ia pegang “sure.., so., what will you talking about..?” kata ibunya. “mom.., there are so many thing in my mind, but there’s somethng d’most.., honestly i miss our home town.., can we sometime-“ lagi ucanpan gadis itu terputus oleh interupsi wanita paruh baya yang ia panggil mommy. “Seoul you mean..? of course sweet heart, absolutly we can”. “thanks mom, you’re Jjang” kata-kata itu meluncur dengan riangangya dari bibir gadis itu.
Seoul, South Korea
Dan disinilah gadis itu sekarang tepat dihalaman sebuah rumah dikawasan seoul, rumah yang dulu menjadi tempat tinggal dirinya dengan keluarganya, tempat mereka berbagi canda, tawa, tangis, dan lara, tempat ini pula yang mengantarkannya pada kehidupan, kehidupan yang sesungguhnya.
Kakinya mulai meniti jejak diantara salju yang tertimbun dihalaman rumahnya, rumah ini sudah cukup lama tak mendapat sentuhan tangan dan kehidupan didalamnya, maklum saja rumah ini ditinggalkan tepat setelah ia mendapat kelulusan sekolah menengah atasnya.
Tangannya mulai beralih menyentuh handle pintu dan memutarnya searah dengan jarum jam setelah sebelumnya membuka pengunci yang terpasang, dan “cklek” pintu itu masih berfungsi dengan baik rupanya,  Mata coklat almondnya yang terlapisi lensa bening itu menelusuri satu persatu barang dan perabotan rumah yang tertutup kain putih, masih sama saat kami meninggalkannya dulu. Pikir gadis itu.
Dan sama seperti sebelumnya jari-jemarinya mulai membuka satu persatu kain penutup itu, terlihat jelas debu yang beterbangan diudara saat kain itu dihempaskan dari tempat asalnya. Meja persegi dengan ujung yang tak rata itu masih disana, dan kursi goyang kasayangan ayahnya juga masih ada. Kakinya melangkah lagi memasuki satu persatu ruangan yang ada dirumah itu.
****
Pagi yang hangat itulah sambutan pertama yang diinginkan semua orang tapi mau bagaimana lagi tak ada sinar lembut mentari yang menyapa mereka lewat celah-celah kecil tirai jendela, yang ada hanya dinginya salju yang membuat siapapun enggan turun dari ranjang dan makin merapatkan selimut mereka, lebih dan lebih lagi. Hal sama juga terjadi pada gadis itu tapi jika tak ingat apa yang akan dan harus ia lakukan hari ini mungkin gadis itu akan menarik selimutnya lebih dari yang orang-orang diluar sana.
Sudah sejauh ini tapi nama saja bahkan tak ada yang mengetahuinya, maksudnya adalah nama gadis yang ada dalam tulisan ini. Gadis itu memiliki nama yang  sangat cantik sama cantiknya dengan wajahnya, namanya adalah Jung  Soo Jung atau orang-orang disini lebih mengenalnya dengan Krystal Jung, nama yang indah bukan..?.
Gadis itu telah siap dengan dandanan musim dinginya,topi rajut peace kasayangannya,  baju tebal yang masih ia lapisi dengan coat, sarung tangan berwana kecoklatan, dan ia padukan dengan jeans serta sepatu khas musim dinginnya. Gadis itu telah siap memulai harinya.
Dengan langkah yang bisa dibilang tenang gadis itu melewati satu persatu bangunan yang berjajar disisi jalan, tapi langkahnya tiba-tiba terhenti saat matanya menangkap sketsa sebuah toko yang menjual berbagai hal yang berhubungan dengan musik,.
“chogi..,” seseorang menepuk pelan bahu krystal membuatnya menoleh kearah orang yang melakukannya “ne...?” spontan, hanya itulah kata yang keluar dari bibirnya. “anniyeoso.., mianhaeyo.., aku kira kau orang yang aku cari., mianhae”ucap orang itu. “aneh sekali” gumamnya pelan.
-Krystal POV-
Aku masih mengingatnya, aku masih ingat dengan jelas bagaimana kita bertemu untuk pertama kali.  Ditempat ini untuk pertama kalinya aku melihatmu, seseorang dengan pembawaan yang cukup tenang dan terbilang dewasa untuk remaja seusiamu, dan entah mengapa mulai saat itu aku diam-diam memperhatikanmu.
—Flashback—
5 years ago
“yyaa, Byun Baek diamlah.., kau mau VCD  ini melayang kemulutmu oeh..?” ucap seseorang sedikit berteriak. “Yeolli hyung.., si hitam memarahiku..” kalimat yang diucapkan seseorang lainnya. “apa..? kau mau ikut campur..?”balas orang itu lagi “anniyo.., aish Byun Baekhyun berhentilah memanggilku hyung.., aku bukan hyungmu dan satu lagi kau lebih tua dariku HYUNG..!!” ucapan yang keluar dari oarang yang di panggil Yeolli.
“chogi.., bisakah kalian pelankan suara kalian dan berhenti membuat kebisingan disini..??sekedar informasi saja suara kalian itu sangat mengganggu. Dasar.” Ucap seorang yeoja dengan cukup ketus. “mianhae agashi, 2 teman kami yang ini memang sulit dikendalikan” jawab seoarang diantara mereka. “yakk hyung siapa 2 orang yang kau maksud tadi..?” tanya seorang namja berwajah imut “tentu saja kau dan pasanganmu itu, memang disini siapa lagi yang punya mulut super selain kalian huh...?” sahut namja tinggi. “Yeolli” “Baekki” ucap mereka lalu berpelukan. “Yyaa...., kalian keluar dari tokoku..!!” marah pria tua pemilik toko itu.
Namja bertubuh tak terlalu tinggi berjalan kearah deretan VCD yang tertata rapi “mianhae atas ulah temanku, mian karena telah mengganggumu agashi.., dan sepertinya kau kesulitan menentukan lagu apa yang ingin kau dengar..?? aku memang tak terlalu mengerti tentang musik tapi, aku berani merekomendasikan lagu ini padamu, kujamin kau akan menyukainya, sekali lagi mianhae” ucap namja itu pada seseorang.
—Flashback Off—
“bisakah ini dibungkus..?” ucap Krystal pada pelayan disana “tentu saja agashi” jawab pelayan itu. “ini agashi, silahkan” kata pelayan itu sembari menyerahkan pesanan Krystal “gamsahamnida” ucap Krystal berterimakasih.
Gadis itu meneruskan langkahnya, kembali menelusuri jalanan yang bisa dikatakan cukup panjang hingga malam membawanya kembali mengamankan diri dari salju yang begitu bahagia hingga tak henti-hentinya berjatuhan dri langit.
                                                                        ****
Tak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapat secangkir moccachino, yah rasanya cukup pas secangkir moccachino dipagi sedingin es ini. Seorang namja berambut coklat gelap berjalan cukup tergesa, tas yang bertengger dipunggungnya seakan tak mengurangi cepat langkahnya hingga tak sadar apa yang telah ia lakukan. “aww”rintihan pelan keluar dari bibir seorang. “ah, mianhae agashi.., aku sunguh tak sengaja.., mianhae” ucap namja itu menyesal . namja itu kembali berjalan meninggalkan seoarang yeoja yang tengah terdiam dengan ekspresi sulit diartikan itu. “Kim Jong In..? benarkah itu dirimu..?” yeoja itu bergumam pelan.
—Flashback On—
“Aish bagaimana bisa terlambat begini..? ini kan hari pertamaku” kesal seorang yeoja sambil terus melihat jam tangan yang terpasang dipergelangan tangan kirinya. “aish.., terlambat lagi”gumam seorang lagi. Yeoja itu menoleh tanpa dikomando, mata beningnya memandang namja yang baru saja mengeluh itu dari ujung kaki hingga atas kepala tanpa berkedip seakan menelanjangi namja itu. “ada apa..? apa ada yang salah dengan penampilanku..?”namja itu bersuara. “owh.. anniyo.., ka-kau mirid SMA Taeguk..?” ucap yeoja iyu terbata. “ya, kau tahu dari mana..? Apa sekolahku seterkenal itu..?”tanya namja itu dengan wajah sedikit lebih condong. “eh.., anniyo, hanya saja aku membacanya disitu” Jawab yeoja itu sambil menunjuk logo sekolah yang terpasang disaku namja itu. “owh ini.., aku lupa kalau ada logo sekolahku disisni”ucap namja itu sambil tersenyum kikuk.
“yaakk kalian berdua”panggil seoarang. “berdua..? hanya ada aku disini seongsaenim.”kata seorang namja “kau ini, apa tak bisa melihat seoarang dibelakangmu..? sudahlah cepat kemari”ucap pria paruh baya itu sambil memberi isyarat untuk mendekat padanya. Namja itu menolehkan kepalanya dan hampir saja membuatnya terlonjak kebelakang karna terkejut. “kau..? kau yeoja di halte tadi bukan..?”tanyanya memastikan. “ne, sepertinya kita benar-benar terlambat”jawab yeoja itu sambil mempercepat langkahnya melewati namja itu.
—Flashback Off—
-Krystal POV-
“Kim Jong In..?” gumamku pelan. Namja itu terus saja berjalan dan sesekali berlari, apa ini benar..? benarkah namja itu..?
Aku berlari mengejar namja itu tanpa memperdulikan keadaanku saat ini. “chogi..” teriakku memanggilnya. “ne..?”namja itu menoleh setelah tanganku menyentuh pundaknya. “waeyo agashi..?” ucapnya lagi. Aku tersentak, bukan ternyata namja itu bukan Kim Jong In. “ah.., anniyo. Mianhae aku salah orang” kata sambil membungkuk.
—Flashback  On—
“kalian ini benar-benar..., aku bisa  capat tua kalau seperti ini terus. Kalian keluar dari kelas dan berdiri di sana” Kata seoarang wanita pada dua orang muridnya.
“Jang saenim memang seperti itu, jangan terlalu diambil hati”ucap seorang namja pada temannya. “apanya yang tak perlu di ambil hati..? ini semua karenamu.., kau tahu. Aish menyebalkan.”yeoja itu hanya menunjukkan wajah kesalnya. “yak Krystal Jung.., ada apa dengan wajahmu itu..? kau menakutiku”kata namja itu lagi menggoda. “mwo..?? apa kau bilang..? wajahku menakutimu..? ucapkan sekali lagi..? yakkk, Kim Jong In kau mau mati huh..?”sungut yeoja bernama Krystal.
“anniyo.., aku belum mau mati nona Jung.., saat ini aku mau minum, minuman yang dingin karna ku sedang haus. Uhh.., tenggorokanku kering.”jawabnya namja yang dipanggil Jong In. “Yakkk.., Kim Jong In... noe jinja..!!” ucap Krystal makin kesal. “nona Jung jangan berteriak, simpan tenagamu itu.., karna kita akan terus berdiri disini sampai pelajaran Jang Songsaenim berakhir, kau tahu maksudku bukan..?” ucap Jong In mengingatkan. “anniyo.., aku tidak tahu  Kim Jong In hitam..!!”jawabnya masih dengan nada kesal.
 “nona Jung berhentilah memanggilku dengan nama itu.., panggil aku Kai”kata namja itu mulai tersulut emosi. “shiro.., namamu bukan Kai tapi Kim Jong In”ucap Krystal sambil mengambil name tag tang terpasang diseragam Kai.lalu berlari. “ Kim Jong In hitam., hahaha”tawa Krystal keras sembari membaca tulisan dalam name tag digenggamannya.  “Jung Soo Jung berhenti tertawa., dan panggil aku KAI”kesal Jong In. “anni.., aku tidak akan pernah memanggimu Kai”jawabnya menantang. “kau sudah melakukannya nona Jung”koreksi Kai. “benarkah..?”tanya Krystal tak percaya.
—Flashback  Off—
Salju masih dengan setia memenuhi kota Seoul, seakan tak pernah kehabisan persediaan langit-langit di kota itu masih terus memberi peringatan lewat warnanya yang tak secerah musim panas. Waran langit dimusim salju cenderung gelap dan keabu-abuan.
Seorang dengan wajah yang cukup tampan menundukan kepalanya, terlihat menhan beban yang sangat besar, dan benar bahu namja itu terlihat bergetar pelan lalu suara isakan pelan mulai keluar darinya. “aku merindukanmu”ucap namja itu lirih “maafkan aku.., maafkan kebodohanku, bisakah kau datang”tambahnya terdengar makin lirih karna isakannya yang kian mengeras.

----To Be Continue----

Template by:
Free Blog Templates