Title : Let The Winter Gone (part 1/2)
Author :
Andria Knight
Length : Two Shoot
Genre : Romance Maybe (?)
Rating : PG 13
Main cast : Jung Soojung (Krystal)
Kim Jongin (Kai)
Other
cast : Lee Taemin
Choi Jinri
Anyeonghaseyo ^^
Ini fanfiction pertamaku yang juga
pertam kali dipublish di blog pertamaku..., bingung kah..? mianhamnida..!
semuanya serba yang pertama. Hihihi... :-D . maaf buat yang gx suka pairing ini aku harap kalian jd fans yang dewasa... jangan ngebash.., okey...?? fanfiction ni aku persmbahin buat tmen.ku, Hope U like it dear..
buat para reader selamat
membaca.., maaf kalau Typo bergentayangan
dimana-mana.
Happy Reading All
Callifornia,
America.
Daun-daun
pohon mapel mulai jatuh, satu persatu berguguran meninggalkan rating tua mereka
yang sudah terlihat kering, hingga pohon itu hanya tertinggal ranting lapuk
yang kosong tanpa daun.
Angin
yang bertiup beraturan menambah cepatnya daun-daun itu terbang jauh dari
asalnya, dan angin pula yang menentukan arah dan akhir perjalanan mereka,
hingga akhirnya daun-daun itu tersebar berserakan diberbagai tempat.
Bangku-bangku
kayu yang terlihat cukup terawat berjajar rapi disepanjang jalan setapak dengan
pohon-pohon gundul yang berbaris dibelakangnya. Bangku-bangku itu terlihat
sepi, tidak. Bukan hanya terlihat tapi memang benar-benar sepi. Tanpa satu
orangpun yang mau singgah sejenak untuk menikmati sore hari.
Tapi
ini sangat berbeda disalah satu bangku di ujung jalan setapak itu terlihat
seorang gadis muda tengah duduk sendiri disana. Gadis itu memang duduk tanpa
teman sejenisnya tapi sepasang earphone biru muda terpasang ditelinganya, bukan
hanya itu ditangannya terlihat sebuah buku yang terbuka, mungkin gadis itu
sedang menikmati waktunya dengan membaca buku sambil mendengarkan musik..?
siapa yang melarang..? kurasa tidak ada.
Angin
mulai berhembus lebih kasar dari sebelumnya, daun-daun yang sedari tadi terdiam
tenang tak bergerak dihamparan jalan tak beraspal itu kini mulai berterbangan
mengikuti tarian angin yang begitu bersemangat. Gadis itu mulai beranjak dari
tempatnya, berjalan beberapa langkah dan mulai mengayuh sepeda berwarna silver
kehitaman miliknya, buku yang tadi sempat ia buka tergeletak rapi dikeranjang,
sedangkan earphone itu masih bertengger manis seperti sebelumnya.
Angin
memang sangat ahli dalam menerbangkan sesuatu, bukan hanya daun kering yang
telah gugur, tapi juga rambut panjang kecoklatan gadis itu. Rambut gadis itu
tak terlalu lurus, sdikit bergelombang. Rambut indah yang hanya dihias dengan
jepitan pita tek terlalu besar membuatnya mudah terbawa tiupan angin sore
dimusim gugur itu.
Roda
sepeda gadis itu terhenti disebuah rumah sederhana berpagar kayu yang
takterlalu tinggi, benar-benar rumah yang indah. “mom.., i’m home” ucapnya setelah membuka handle pintu bercat krem itu, “oh.., you’re home sweet heart..?, come in, mommy have
something for you” terdengar suara seorang wanita dari rumah itu. “somethng..?? what’s that..?” tanyanya antusias, terlihat sekali
dari wajahnya yang berbinar kala mendengar kata-kata dari ibunya. “somethng special.., bt.., you better to take a shower and change
your clothes first.., i’m gonna keep this present.., okey sweet heart..?” ucap ibunya lembut. “yes, sir..!” jawab gadis itu bersemangat.
Angin
musim gugur masih berhembus hingga hari terakhir ia diharuskan, tugasnya
digantikan oleh kapas-kapas putih yang akan dengan setia menemani waktu
manusia-manusia dan makhluk hidup lainnya ditempat itu, benar musim gugur telah
habis masanya dan sekarang musim dimana salju akan menjadi teman setia yang
akan salalu hadir menemani, musim dengan berbagai pro-kontranya.
Pohon
mapel yang kehilangan daun-daunya dimusim gugur kini mendapat kesakitan yang
lebih saat musim dingin menyapa negara itu, tempat kosong yang ditinggalkan
daun-daun itu kini digantikan oleh tumpukan salju yang dingin dan beku, sangat
dingin sampai-sampai aliran energi dalam pohon itu sering tersendat hingga
akhirnya pohon mapel itu bertekat untuk mengistirahatkan dirinya sementara
waktu.
Tak
hanya pohon mapel yang merasa tersiksa dengan musim dingin, jalanan yang
biasanya hangat dengan tapak-tapak kaki jejak lalu-lalang manusia, kini juga
ikut membeku dipenuhi timbunan salju. Rumah sederhana berwarna coklat susu itu
terlihat kontras dengan warna rumah disekitarnya yang lebih dominan dengan
warna putih atau abu-abu, tapi itulah manusia.
“sweet heart..?
why..? are you mad..?” tanya serang wanita paruh baya pada putrinya “i’m not.., just-“ ucapan gadis itu menggantung tak terselasikan “just what.. tell mommy
sweet heart..” “may i ask you
somethng mom..?” it’s not about this one” ucapnya sambil mengangkat sebuah
bingkisan bebentuk persegi yang sedari tadi ia pegang “sure.., so., what will you talking about..?” kata ibunya. “mom.., there are so many thing in my mind, but there’s somethng
d’most.., honestly i miss our home town.., can we sometime-“ lagi ucanpan gadis itu
terputus oleh interupsi wanita paruh baya yang ia panggil mommy. “Seoul you mean..? of course sweet heart, absolutly we can”. “thanks mom, you’re Jjang” kata-kata itu meluncur dengan
riangangya dari bibir gadis itu.
Seoul,
South Korea
Dan
disinilah gadis itu sekarang tepat dihalaman sebuah rumah dikawasan seoul,
rumah yang dulu menjadi tempat tinggal dirinya dengan keluarganya, tempat
mereka berbagi canda, tawa, tangis, dan lara, tempat ini pula yang
mengantarkannya pada kehidupan, kehidupan yang sesungguhnya.
Kakinya
mulai meniti jejak diantara salju yang tertimbun dihalaman rumahnya, rumah ini
sudah cukup lama tak mendapat sentuhan tangan dan kehidupan didalamnya, maklum
saja rumah ini ditinggalkan tepat setelah ia mendapat kelulusan sekolah
menengah atasnya.
Tangannya
mulai beralih menyentuh handle pintu dan memutarnya searah dengan jarum jam
setelah sebelumnya membuka pengunci yang terpasang, dan “cklek” pintu itu masih
berfungsi dengan baik rupanya, Mata coklat
almondnya yang terlapisi lensa bening itu menelusuri satu persatu barang dan
perabotan rumah yang tertutup kain putih, masih sama saat kami meninggalkannya
dulu. Pikir gadis itu.
Dan
sama seperti sebelumnya jari-jemarinya mulai membuka satu persatu kain penutup
itu, terlihat jelas debu yang beterbangan diudara saat kain itu dihempaskan
dari tempat asalnya. Meja persegi dengan ujung yang tak rata itu masih disana,
dan kursi goyang kasayangan ayahnya juga masih ada. Kakinya melangkah lagi
memasuki satu persatu ruangan yang ada dirumah itu.
****
Pagi
yang hangat itulah sambutan pertama yang diinginkan semua orang tapi mau
bagaimana lagi tak ada sinar lembut mentari yang menyapa mereka lewat
celah-celah kecil tirai jendela, yang ada hanya dinginya salju yang membuat
siapapun enggan turun dari ranjang dan makin merapatkan selimut mereka, lebih
dan lebih lagi. Hal sama juga terjadi pada gadis itu tapi jika tak ingat apa
yang akan dan harus ia lakukan hari ini mungkin gadis itu akan menarik
selimutnya lebih dari yang orang-orang diluar sana.
Sudah
sejauh ini tapi nama saja bahkan tak ada yang mengetahuinya, maksudnya adalah
nama gadis yang ada dalam tulisan ini. Gadis itu memiliki nama yang sangat cantik sama cantiknya dengan wajahnya,
namanya adalah Jung Soo Jung atau orang-orang
disini lebih mengenalnya dengan Krystal Jung, nama yang indah bukan..?.
Gadis
itu telah siap dengan dandanan musim dinginya,topi rajut peace
kasayangannya, baju tebal yang masih ia
lapisi dengan coat, sarung tangan berwana kecoklatan, dan ia padukan dengan
jeans serta sepatu khas musim dinginnya. Gadis itu telah siap memulai harinya.
Dengan
langkah yang bisa dibilang tenang gadis itu melewati satu persatu bangunan yang
berjajar disisi jalan, tapi langkahnya tiba-tiba terhenti saat matanya
menangkap sketsa sebuah toko yang menjual berbagai hal yang berhubungan dengan
musik,.
“chogi..,” seseorang menepuk pelan bahu
krystal membuatnya menoleh kearah orang yang melakukannya “ne...?” spontan,
hanya itulah kata yang keluar dari bibirnya. “anniyeoso.., mianhaeyo.., aku kira kau orang yang aku cari.,
mianhae”ucap
orang itu. “aneh sekali” gumamnya pelan.
-Krystal
POV-
Aku
masih mengingatnya, aku masih ingat dengan jelas bagaimana kita bertemu untuk
pertama kali. Ditempat ini untuk pertama
kalinya aku melihatmu, seseorang dengan pembawaan yang cukup tenang dan
terbilang dewasa untuk remaja seusiamu, dan entah mengapa mulai saat itu aku
diam-diam memperhatikanmu.
—Flashback—
5
years ago
“yyaa, Byun
Baek diamlah.., kau mau VCD ini melayang
kemulutmu oeh..?” ucap seseorang sedikit berteriak. “Yeolli hyung.., si hitam memarahiku..” kalimat yang diucapkan seseorang
lainnya. “apa..? kau mau
ikut campur..?”balas orang itu lagi “anniyo..,
aish Byun Baekhyun berhentilah memanggilku hyung.., aku bukan hyungmu dan satu
lagi kau lebih tua dariku HYUNG..!!” ucapan yang keluar dari oarang yang di panggil
Yeolli.
“chogi..,
bisakah kalian pelankan suara kalian dan berhenti membuat kebisingan
disini..??sekedar informasi saja suara kalian itu sangat mengganggu. Dasar.” Ucap seorang yeoja dengan
cukup ketus. “mianhae
agashi, 2 teman kami yang ini memang sulit dikendalikan” jawab seoarang diantara
mereka. “yakk hyung
siapa 2 orang yang kau maksud tadi..?” tanya seorang namja berwajah imut “tentu saja kau dan pasanganmu itu, memang disini siapa lagi yang
punya mulut super selain kalian huh...?” sahut namja tinggi. “Yeolli” “Baekki” ucap mereka lalu berpelukan. “Yyaa...., kalian keluar dari tokoku..!!” marah pria tua pemilik toko itu.
Namja
bertubuh tak terlalu tinggi berjalan kearah deretan VCD yang tertata rapi “mianhae atas ulah temanku, mian karena telah mengganggumu
agashi.., dan sepertinya kau kesulitan menentukan lagu apa yang ingin kau
dengar..?? aku memang tak terlalu mengerti tentang musik tapi, aku berani
merekomendasikan lagu ini padamu, kujamin kau akan menyukainya, sekali lagi
mianhae” ucap
namja itu pada seseorang.
—Flashback
Off—
“bisakah ini
dibungkus..?” ucap Krystal pada pelayan disana “tentu saja agashi” jawab pelayan itu. “ini
agashi, silahkan” kata pelayan itu sembari menyerahkan pesanan Krystal “gamsahamnida” ucap Krystal berterimakasih.
Gadis
itu meneruskan langkahnya, kembali menelusuri jalanan yang bisa dikatakan cukup
panjang hingga malam membawanya kembali mengamankan diri dari salju yang begitu
bahagia hingga tak henti-hentinya berjatuhan dri langit.
****
Tak
perlu menunggu terlalu lama untuk mendapat secangkir moccachino, yah rasanya
cukup pas secangkir moccachino dipagi sedingin es ini. Seorang namja berambut
coklat gelap berjalan cukup tergesa, tas yang bertengger dipunggungnya seakan
tak mengurangi cepat langkahnya hingga tak sadar apa yang telah ia lakukan. “aww”rintihan pelan keluar dari bibir seorang. “ah, mianhae agashi.., aku sunguh tak sengaja.., mianhae” ucap namja itu menyesal .
namja itu kembali berjalan meninggalkan seoarang yeoja yang tengah terdiam
dengan ekspresi sulit diartikan itu. “Kim
Jong In..? benarkah itu dirimu..?” yeoja itu bergumam pelan.
—Flashback
On—
“Aish bagaimana
bisa terlambat begini..? ini kan hari pertamaku” kesal seorang yeoja sambil terus
melihat jam tangan yang terpasang dipergelangan tangan kirinya. “aish.., terlambat lagi”gumam seorang lagi. Yeoja itu menoleh tanpa dikomando,
mata beningnya memandang namja yang baru saja mengeluh itu dari ujung kaki
hingga atas kepala tanpa berkedip seakan menelanjangi namja itu. “ada apa..? apa ada yang salah dengan penampilanku..?”namja itu bersuara. “owh.. anniyo.., ka-kau mirid SMA Taeguk..?” ucap yeoja iyu terbata. “ya, kau tahu dari mana..? Apa sekolahku seterkenal itu..?”tanya namja itu dengan wajah
sedikit lebih condong. “eh..,
anniyo, hanya saja aku membacanya disitu” Jawab yeoja itu sambil menunjuk logo
sekolah yang terpasang disaku namja itu. “owh ini.., aku lupa kalau ada logo sekolahku disisni”ucap namja itu sambil
tersenyum kikuk.
“yaakk
kalian berdua”panggil seoarang. “berdua..? hanya ada aku disini
seongsaenim.”kata seorang namja “kau
ini, apa tak bisa melihat seoarang dibelakangmu..? sudahlah cepat kemari”ucap pria paruh baya itu
sambil memberi isyarat untuk mendekat padanya. Namja itu menolehkan kepalanya
dan hampir saja membuatnya terlonjak kebelakang karna terkejut. “kau..? kau yeoja di halte tadi bukan..?”tanyanya memastikan. “ne, sepertinya kita benar-benar terlambat”jawab yeoja itu sambil mempercepat
langkahnya melewati namja itu.
—Flashback
Off—
-Krystal
POV-
“Kim Jong
In..?”
gumamku pelan. Namja itu terus saja berjalan dan sesekali berlari, apa ini
benar..? benarkah namja itu..?
Aku
berlari mengejar namja itu tanpa memperdulikan keadaanku saat ini. “chogi..” teriakku memanggilnya.
“ne..?”namja itu menoleh setelah tanganku menyentuh pundaknya. “waeyo
agashi..?” ucapnya
lagi. Aku tersentak, bukan ternyata namja itu bukan Kim Jong In. “ah..,
anniyo. Mianhae aku salah orang” kata sambil membungkuk.
—Flashback On—
“kalian ini benar-benar..., aku
bisa capat tua kalau seperti ini terus.
Kalian keluar dari kelas dan berdiri di sana” Kata seoarang wanita pada dua orang
muridnya.
“Jang saenim
memang seperti itu, jangan terlalu diambil hati”ucap seorang namja pada temannya. “apanya yang tak perlu di ambil hati..? ini semua karenamu.., kau
tahu. Aish menyebalkan.”yeoja itu hanya menunjukkan wajah kesalnya. “yak Krystal Jung.., ada apa dengan wajahmu itu..? kau menakutiku”kata namja itu lagi menggoda.
“mwo..?? apa kau bilang..? wajahku
menakutimu..? ucapkan sekali lagi..? yakkk, Kim Jong In kau mau mati huh..?”sungut yeoja bernama Krystal.
“anniyo.., aku
belum mau mati nona Jung.., saat ini aku mau minum, minuman yang dingin karna
ku sedang haus. Uhh.., tenggorokanku kering.”jawabnya namja yang dipanggil Jong
In. “Yakkk.., Kim
Jong In... noe jinja..!!” ucap Krystal makin kesal. “nona
Jung jangan berteriak, simpan tenagamu itu.., karna kita akan terus berdiri
disini sampai pelajaran Jang Songsaenim berakhir, kau tahu maksudku bukan..?” ucap Jong In mengingatkan. “anniyo..,
aku tidak tahu Kim Jong In hitam..!!”jawabnya masih dengan nada
kesal.
“nona Jung berhentilah
memanggilku dengan nama itu.., panggil aku Kai”kata namja itu mulai tersulut emosi.
“shiro.., namamu bukan Kai tapi Kim Jong In”ucap Krystal sambil mengambil
name tag tang terpasang diseragam Kai.lalu berlari. “ Kim
Jong In hitam., hahaha”tawa Krystal keras sembari membaca tulisan dalam name tag
digenggamannya. “Jung Soo Jung berhenti tertawa., dan panggil
aku KAI”kesal
Jong In. “anni.., aku tidak
akan pernah memanggimu Kai”jawabnya menantang. “kau
sudah melakukannya nona Jung”koreksi Kai. “benarkah..?”tanya Krystal tak percaya.
—Flashback Off—
Salju
masih dengan setia memenuhi kota Seoul, seakan tak pernah kehabisan persediaan
langit-langit di kota itu masih terus memberi peringatan lewat warnanya yang
tak secerah musim panas. Waran langit dimusim salju cenderung gelap dan
keabu-abuan.
Seorang
dengan wajah yang cukup tampan menundukan kepalanya, terlihat menhan beban yang
sangat besar, dan benar bahu namja itu terlihat bergetar pelan lalu suara
isakan pelan mulai keluar darinya. “aku
merindukanmu”ucap
namja itu lirih “maafkan aku..,
maafkan kebodohanku, bisakah kau datang”tambahnya terdengar makin lirih karna
isakannya yang kian mengeras.
----To Be Continue----