Pages

Happy Valentine

My Favorite pairing^-^

My Favorite pairing^-^

KyuYoungMin *-*

KyuYoungMin *-*
Diberdayakan oleh Blogger.

uri oppadeul

uri oppadeul

friends

friends

Followers

Banner

mouse

Toad Jumping Up and Down

jam

Rabu, 23 Juli 2014

Kyuyoung Fanfiction Oneshoot

I DON’T KNOW, BUT HE DID. HOW CAN THAT BE ?

Starring with
Choi Sooyoung | Cho Kyuhyun
Shim Changmin | Victoria Song
Teens Romance Maybe (?) Sad 
Made By
Andria Knight
Length Oneshoot
Rating PG 16 (?)
Anyeonghaseyo ^_^
Aku dateng lagi nih Knight-deul, ada yang masih inget ma FF geje “Morning Shock” kah? #kagak. Aku mau ngucapin banyak terima kasih buat Knight-deul yang udah mau baca ff gx bermutu itu apalagi yang ngasih review. Terima kasih ya!!! #hug. Untuk kali ini semua point of view.a  aku pake’ Sooyoung Eonni.
Untuk ff yang ini aku berusaha meperbaiki sesuai saran dari semua reader  terutama yang name acount.a Kyubi di ff sebelumnya, semoga memuaskan dan ff ini masih di sertai dengan ke-GEJE-an dan Typo yang bertebaran disana-sini. Udah ah aku gx tau musti nulis apa lagi, emang paling gx bisa bikin intro.
Happy Reading Knight-deul  ^_^

I DON’T KNOW, BUT HE DID. HOW CAN THAT BE ?
------First Meet and His Hug------ 
Dalam sebuah persahabatan aku tak pernah membedakan. Aku akan berteman dengan siapapun yang mau berteman denganku. Sooyoung. Choi Sooyoung. Itu merupakan nama paling indah menurutku. Nama itu diberikan kepadaku oleh sepasang suami-istri yang saling mengasihi satu sama lainnya. Benar. Sooyoung adalah namaku.
Aku memiliki seorang sahabat bernama Changmin, Shim Changmin lebih tepatnya. Nama yang bagus bukan?. Banyak orang berkata dalam persahabatan seorang pria dan wanita pastilah tidak akan murni persahabatan saja. Dan itu benar. Aku menyukainya. Aku menyukai sahabatku. Aku memang menyukai Shim Changmin. Lebih dari 10 tahun sejak aku mengenalnya dan aku menyukainya sejak 3 tahun yang lalu.
Tapi mungkin sudah suratan untukku. Sahabatku Changmin menyukai orang lain. Aku tahu itu beberapa minggu lalu saat Changmin dengan cerahnya bercerita padaku. “Sooyoung-ie!!”  “Apa?”  “Kau tahu senior bernama Victoria Song?”. Dia bertanya dengan penuh semangat. Saat itu kami dalam perjalanan pulang. Kami biasa berjalan kaki atau kalau sudah sangat terlambat Changmin akan memboncengku dengan sepedanya.
 Sore itu matanya terlihat lebih bersinar dan aku tahu pria disampingku ini sedang jatuh cinta. “Ya aku tahu. Wae-yo?” aku menjawab sedatar mungkin. “Aku menyukainya”. Dia berujar dengan mudahnya. “Begitu ya. Syukurlah. Ku kira kau ini pria tak normal”. Entah bagaimana aku bisa bicara seperti itu. Aku berjalan secepat yang ku bisa dan berbelok pada gang menuju rumahku tanpa menoleh pada Changmin.
Dan tepat beberapa minggu setelah itu Changmin membuatku terkejut bukan main. Sebuah poster atau brosur, entahlah aku tak begitu tertarik dengan sebutannya. Tapi tulisan dalam kertas persegi panjang berukuran 25x15 cm itu membuatku hampir tak bernafas. Shim Changmin menjalin hubungan dengan Victoria Song. Itulah yang tertera disana. Aku tak tahu harus bagaimana, haruskah aku menangis karna pria yang  aku cintai ternyata berkencan dengan gadis lain? Atau aku harus tersenyum senang karna sahabatku memiliki kekasih dan mengucapakan selamat pada Changmin atas kebahagiaannya sedangkan aku sendiri menahan sakit hatiku? Dan sepertinya aku harus bersikap seperti biasa. Mau bagaimana lagi, ini hanya cinta sepihak yang kumiliki. Tidak sepantasnya aku egois bukan? Apalagi Cahangmin adalah sahabatku. Tapi tetap saja aku ini gadis biasa.
Hari itu membolos kelas Kang Songsaenim dan memilih duduk bersandar pada dinding diatap belakang sekolah. Bagaimanapun aku ini gadis biasa yang sedang patah hati, jadi siang itu aku menangis sejadinya disana. Aku yakin tidak akan ada yang mendengar isak tangisku ini. Tapi ternyata aku salah. Seorang tiba-tiba muncul didepanku. Cahaya matahari yang terhalang oleh tubuhnya dan itu membuatnya terlihat bersinar.
Aku tak berani menengadahkan wajahku dan menatapnya, jadi aku hanya menunduk melihat sepatu abu-abunya. “Suara tangisanmu sungguh mengganggu tidur siangku nona”. Pria itu berucap. Nada bicaranya datar dan tak ada intonasi yang tertangkap dalam suaranya. “Maaf. Aku tak tahu kalau ada orang selain aku disini. Aku sungguh menyesal”. Aku berkata sambil sesunggukan dan mencoba selancar mungkin. Tapi sepertinya aku gagal. “Patah hati pada cinta pertama eo? Benar begitukan?”. Aku tak menjawabnya karna aku bahkan tak bisa mengeluarkan suaraku sedikitpun. Aku tak bisa. Entah kenapa aku malah terus menangis.
Dan saat itu aku rasa ada yang memelukku. Tubuhnya terasa hangat dan itu membuatku nyaman. Aku mengerjapakan mataku dan mendapati pria asing itu tengah memelukku. Tangannya mengelus rambutku lembut. “Tak apa. Semua akan baik-baik saja. Aku tahu gadisku adalah orang yang hebat. Benarkan?” ucapnya sembari terus mengelus rambutku. Dan aku juga tak tahu kenapa aku malah balas memeluknya lebih erat dan mengangguk seolah tersihir kata-kata pria itu.

I DON’T KNOW, BUT HE DID. HOW CAN THAT BE ?
------I’ll be Fine. That What He Said------
Disinilah aku sekarang. Disebuah taman kecil didekat rumahku. Changmin. Sahabatku itu memintaku menemaninya kesuatu tempat dan aku menunggunya disini. Tepat 5 menit aku duduk, Changmin datang menemuiku. Awalnya aku tak peduli dengan suara mesin mobil yang berhenti namun saat melihatnya, ternyata Changmin yang mengendari mobil itu membuatku sedikit terkejut. “Appa. Aku meminjamnya, mobil milik Appa. Bagaimana menurutmu?”. Dia berkata seakan mengerti ekspresi wajahku. “Tak buruk. Lalu kita akan pergi kemana?” aku bertanya padanya, tapi pria ini tak menjawab pertanyaanku dan malah menyeretku masuk ke dalam mobilnya.
10 menit dalam perjalanan, mobil yang Changmin kendarai berhenti di depan sebuah rumah yang cukup mewah berwarna putih gading dan ke-emasan. Changmin keluar dari mobil dan juga memintaku untuk keluar. Changmin berbisik padaku “Ini rumah Victoria sunbei”. Dan saat itu juga aku tahu bahwa Changmin akan pergi berkencan dengan gadis pujaannya. Tidak, kekasih lebih tepatnya. Dan aku tahu mengapa Changmin membawa turut serta diriku. Sahabatku ini terlalu pemalu dan mungkin sangat gugup untuk kencan resminya kali ini. Tapi ternyata dugaanku salah.
“Sooyoung-ssi tolong bawakan ini ya!”. Gadis bernama Victoria itu menyerahkan sebuah, ah tidak. Beberapa buah tas ber-ukuran cukup besar padaku lalu pergi. Changmin dan Victoria berjalan sambil bergandengan tangan beberapa meter dariku, sedangkan aku berjalan dibelakang mereka dengan beban beberapa kilo di masing-masing tanganku. Aku berterimakasih banyak pada tas belanjaan kekasih sahabatku. Ini benar-benar berat, dan tanganku rasanya akan patah. “Sialan”. Umpatku kesal. Orang-orang disekitar kami tak henti-hentinya menatap kearah Changmin dan Victoria, lalu beralih padaku kemudian berbisik. Apakah aku se-menyedihkan itu?.
“Sooyoung-ssi aku dan Changmin akan makan siang, jadi bisa taruh barang-barang itu kemobil kan?”. Gadis itu berkata lagi lalu menarik lengan Changmin dan bergelayut manja. Mereka benar-benar pergi, bahkan Changmin tak menoleh sedetikpun padaku. “Sial. Dasar nenek sihir” aku mengumpat lagi, namun sangat pelan hingga tak akan ada orang yang bisa mendengar. Hanya aku. Benar hanya aku yang mendengarnya. Tapi entah kenapa aku tetap melakukannya. Aku berjalan dari lantai 10 pusat perbelanjaan itu hingga Basemen park dimana mobil Changmin terparkir, lalu memasukkan tas-tas itu dalam bagasinya.
15 menit aku berdiri disamping mobil Changmin tapi sahabatku itu masih belum juga datang. Bosan? Tentu saja aku bosan. Aku berjalan keluar dan berhenti disebuah bangku kecil dibawah pohon cemara beberapa meter dari pusat perbelanjaan itu. Sial. Hari ini benar-benar bukan hari keberuntunganku. Dompetku tertinggal dan ponselku juga. Apa tidak ada yang lebih buruk lagi?. Aku melihat jam tanganku. Pukul 19.35,entah berapa lama aku duduk disini, ini sudah cukup malam dan benar. Langit mulai gelap meski belum ada bintang yang muncul. Aku meraba saku celana jeansku dan menemukan beberapa koin, ku putuskan mencari box telepon untuk menghubungi Changmin.
Yoboseyo. Changmin-ah apa masih lama? Aku menunggumu di luar, cepat sedikit ya. Disini cukup dingin, aku tak membawa dompetku jadi tak bisa membeli minuman hangat” ucapku dalam sambungan telepon dengan Changmin, namun- “Maaf Sooyoung-ie tapi aku sudah dalam perjalanan kerumah Victoria. Kau tak membawa dompetmu? Bagaimana ini?. Victoria memintaku menemaninya karna orangtuanya sedang pergi. Maaf ya”. Changmin berkata dan suaranya terdengar kebingungan.
“Hei aku hanya bercanda soal dompet itu. Jadi kau akan bersama Victoria-ssi? Baiklah. Aku tak apa,aku baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku. Semoga kencanmu lancar. Semangat!”. Aku berkata seolah memberinya dukungan. Aku keluar dari box telepon dan berjalan. Langkahku sangat lambat dan sedikit terseok. “Tes, tes”. Apa aku menangis? Ya, benar. Aku memang menagis, tapi bukan hanya aku. Langit juga menangis untuku.begitu deras sampai aku sedikit limbung karenanya.
Suaraku bergetar, kakiku lemas, mataku memerah dan disini. Sesuatu di dalam dada ini terasa sakit dan sesak. “Aku baik-baik saja. Aku sahabatnya, Changmin sahabatku. Dan sudah sepantasnya aku ikut bahagia saat dia bahagia. Bukankah begitu seharusnya?”. Aku bertanya pada diriku sendiri. “Kenapa. Tapi kenapa disini. Didalam sini rasanya begitu sesak? Kenapa didalam sini terasa seperti dihantam puluhan ribu batu? Kanapa sakit sekali?”. Aku menangis sambil menepuk dadaku pelan. Tapi tiba-tiba seseorang menarik lenganku dan memelukku.
Tubuh ini. Aroma ini. Rasa hangat dan nyamannya sangat tak asing untukku. Aku mencoba melihatnya, kudongakkan kepalaku dan melonggarkan sedikit pelukannya. Pria ini. Pria asing di atap belakang sekolah. Saat aku ingin bertanya pria ini justru menarikku kembali dalam pelukannya lalu mengelus rambutku. Rasanya sama seperti saat itu. Sangat halus dan lembut. “Cinta terkadang memang menyakitkan. Tapi aku yakin gadisku adalah orang yang kuat, dia akan mampu menghadapinya. Benarkan?”. Ucap pria itu dan sama seperti sebelumnya aku kembali memeluknya lebih erat dengan air mata yang makin deras mengalir kepipiku lalu luruh membasahi bahunya. Aku mengangguk seolah meng-iyakan ucapan pria asing itu.

I DON’T KNOW, BUT HE DID. HOW CAN THAT BE ?
------I Dont Know Why, But a Trust------
Aku terbangun dengan mata yang masih sedikit berat. Entah kenapa aku merasa kurang nyaman dengan cahaya matahari yang menerobos masuk lewat kain berwarna hijau muda itu. Tunggu dulu. Hijau muda? Seingatku gorden dikamarku berwarna biru muda. Tapi kenapa ini hijau muda?. Aku melebarkan mataku dan melihat sekeliling ruangan ini. Ini bukan kamarku, lalu aku ada dimana? Aku ingin beranjak dari kasur itu tapi tak bisa, tubuhku terasa melayang dan aku oleng lalu terjatuh dan tak melihat apa-apa lagi. Semuanya berubah gelap.
Aku membuka mata saat merasakan sensasi dingin menyentuh keningku. Dan pertama kali yang terlihat adalah wajah seorang pria. Pria ini. Dia pria asing yang memelukku diatap belakang sekolah dan jalanan dekat pusat perbelanjaan. Tapi bagaimana bisa?. “ugh”. Aku melengguh saat kepalaku terasa sedikit pusing. “Minumlah”. Pria asing itu memberiku secangkir teh gingseng setelah membantuku duduk bersandar pada dasboard kasur ini. Entah kenapa aku tak menaruh curiga sedikitpun pada pria ini dan langsung menerima minuman pemberiannya. Beberapa menit suasana menjadi sangat hening karna tak ada diantara kami yang memulai pembicaraan.
“Itu”   “Anu”  ucap kami bersamaan. “Kau duluan saja” ucapku pada pria asing itu. “Tidak. Ladies first” katanya. “Baiklah. Boleh aku tahu sekarang aku berada dimana? Dan kenapa aku bisa berada disini?” tanyaku pada pria asing itu. “Maaf jika membuatmu merasa tak nyaman. Aku tahu ini lancang dan sangat tidak sopan. Seharusnya aku mengantarmu pulang, tapi itu tak mungkin. Kau pingsan dan rumahmu terlalu jauh, jadi aku membawamu ke apartemantku”. Pria asing ini menjawab pertanyaanku. “Dan bajumu juga basah kuyub, jadi aku menggantinya dengan piyama itu” tambahnya sambil menunjuk kearahku.
Aku berkedip bingung setelah beberapa detik mendengar penuturan pria asing itu, lalu melihat pakaian yang melekat dibadanku. “Kyaa!!!! Dasar mesum!!”. Aku berteriak keras lalu menendangnya hingga pria asing itu jatuh terduduk. “Nice kick”. Pria itu berucap dengan senyum terukir diwajahnya lalu bangkit dan menepuk pelan celana jeans hitamnya. “Ternyata benar-benar sudah sembuh. Syukurlah. Aku tahu gadisku adalah orang yang kuat. Benar bukan?” pria asing itu memelukku setelah berdiri. Dan seperti sebelumnya. Aku terhipnotis olehnya, lalu memeluknya lebih erat dan mengangguk. Tubuh pria ini sangat nyaman dan hangat.

I DON’T KNOW, BUT HE DID. HOW CAN THAT BE ?
------He Got My First Kiss------
Beberapa hari setelah kejadian itu Changmin terasa sedikit menjauh dan aku merasa kesepian. Sahabatku Changmin lebih sering bersama kekasihnya Victoria Song. Dan itu membuatku merasa sedikit cemburu. Siang itu saat festival sekolah sedang berlangsung banyak sekali orang yang berlari-lari. Aku merasa penasaran dan ikut berlari kearah yang sama dengan siswa-siswi itu. Tepat di lapangan basket mereka berhenti begitupun aku. Mereka berdiri membentuk lingkaran, aku bisa melihat ada 2 orang yang berada ditengah kerumunan itu. Dan aku tahu saat itu juga. Pria itu adalah Changmin sahabatku dan Victoria Song kekasihnya. Mereka. Mereka berciuman.
Aku mematung. Tubuhku terasa kaku. Kakiku terasa begitu berat dan sulit digerakkan. Aku ingin lari tapi tidak bisa. Jadi aku hanya berdiri dan melihat mereka berciuman. Saat mereka melepas ciumannya dan orang-orang telah pergi dengan berbagai siulan atau teriakan, aku masih berdiri disana. Ini terlalu sulit. Changmin melihat ke arahku lalu dia berteiak mengingat jarakku dan mereka terpaut cukup jauh, sekitar 12 meter. “Sooyoung-ie!!. Setelah lulus nanti aku dan Victoria akan bertunangan. Kau adalah orang pertama yang tahu berita ini” Changmin berkata dengan wajahnya yang memerah malu dan senyum terlihat cerah menghiasi wajah tampannya. “Selamat Changmin-ah. Aku senang mendengarnya. Semoga acaranya nanti berjalan lancar. Selamat!!” aku balas berteriak padanya dan memasang senyum terbaikku. Meyakinkan bahwa aku benar-benar bahagia. Tapi rasanya sangat sulit, jadi aku berbalik dan melambaikan tangan pada mereka.
Aku menangis tanpa suara selama perjalanan. Entah kemana aku berjalan, aku tak peduli. Aku hanya ingin menangis jadi aku bersandar pada tembok di dekat gudang sekolah. Aku menangis dan sedikit meraung. “Ini terlalu sakit. Jauh lebih sakit dari dipukul tongkat besi atau di iris pisau. Kanapa aku begitu cengeng? Sahabatku bahagia, jadi seharusnya aku juga kan?. Kenapa aku tak bisa? Kenapa aku malah menangis? Kenapa aku egois begini?”. Aku berucap lirih sambil memukul kepalaku. “Bodoh. Bodoh. Bo-“. Ucapanku terhenti saat ada seorang yang memegang tanganku lalu menggenggamnya.
“Gadisku adalah orang yang kuat. Dan dia adalah orang yang pintar. Aku tahu itu.”. tanpa melihatpun aku tahu. Ini adalah pria asing itu. “Jadi berhentilah menangisi pria bodoh dan idiot semacam Shim Changmin itu. Sayang” ucap pria itu lagi. Apa? Dia bilang pria bodoh dan idiot semacam Changmin?. Pria asing ini mengatai sahabatku bodoh dan idiot?. Aku marah tentu saja. Aku tak terima jika ada yang berkata kasar semacam itu tentang sahabatku. Jadi aku mendongak dan memberinya tatapan paling tajam yang kumiliki.
“Apa? Pria bodoh dan idiot kau bilang?. Memang kau siapa berani menghina sahabatku? Lau kau memanggilku apa? Sayang?. Maaf ya tapi seingatku kita tak punya hubungan apapun”. Aku berucap cukup keras pada pria dihadapanku itu. Tapi pria itu justru tersenyum padaku. Tangannya terulur menyentuh wajahku. Aku seperti terhipnotis, bibirku sedikit terbuka dan mataku membulat. Pria itu mendekatkan wajahnya tapi aku tetap tak bergerak. Lalu beberapa detik setelah itu aku merasakan sesuatu yang hangat menyentuh bibirku. Pria ini menciumku. Tepat dibibir. Ciuman pertamaku.
Pria itu menciumku seakan aku adalah gadis paling cantik dan berharga di dunia ini. Bibirnya yang sedikit tebal membelai bibirku dengan sangat lembut. Mengecup dan menyesap bibir atas dan bawahku sangat halus. Tidak ada unsur paksaan dalam ciumannya. Tidak ada nafsu, yang terasa hanya cinta dan ketulusan dalam ciumannya. Pria itu mengakhiri pagutannya dibibirku dengan beberapa kecupan. Lalu pria itu memelukku seperti seperti sebelumnya. “Mulai sekarang kau bisa memanggilku Kyuhyun. Namaku Cho Kyuhyun”. Pria itu memperkanalkan diri dengan menyebutkan namanya. Aku hanya mengangguk dan mempererat pelukannya.

I DON’T KNOW, BUT HE DID. HOW CAN THAT BE ?
------I Don’t Wanna Lost Him, Couse I love Him. I think------
Hari ini adalah upacara kelulusan kami. Aku dan Changmin masih bersahabat meski tak se-akrab dulu. Beberapa bulan sebelum ujian akhir dan kelulusan aku mencari tahu tentang pria bernama Cho Kyuhyun itu. Dan hasilnya sangat luar biasa. Cho Kyuhyun putra pemilik yayasan sekolahku dan juga seorang jenius yang menjuarai olimpiade Matematika se-Korea. Tapi bagaimana bisa aku tak mengenalnya? Sungguh aku merasa jadi orang paling bodoh.
“Sooyoung-ie!”. Seseorang berteriak memanggil namaku. Aku berbalik dan mendapati Changmin tengah melambaikan tangan padaku. Changmin berjalan kearahku dan berkata “Ayo foto bersama. Ini akan jadi kenang-kenangan untukku, sebelum aku berangkat ke Jepang”. Changmin berkata dengan wajah ceria yang dibuat-buat. Dan aku tahu itu. “Baiklah sahabatku. Ayo berfoto sebanyak mungkin. Mari kita buat perpisahan yang manis” ucapku sambil merangkul bahunya.
Beberapa menit setelah itu Changmin pergi dengan sebuah mobil menjemputnya. Sahabatku itu masih semppat melambaikan tangan padaku dibalik kaca mobilnya. Aku berbalik dan mendapati sesosok tubuh tinggi dihadapanku. “Selamat atas kelulusannya. Aku tahu gadisku adalah orang yang pintar” ucap pria itu sembari mengulurkan tangannya. Dia Cho Kyuhyun. “Ya terimakasih selamat juga untukmu. Selamat atas beasiswa ke Amerika yang kau dapat” aku mengucapkannya sembari menjabat uluran tangannya dengan sedikit bergetar. Bukan karena gugup. Tapi ada sedikit ketidakrelaan dalam ucapanku. Aku tidak tahu kenapa. Tapi pria itu seolah mampu membaca fikiranku, dia justru memelukku. Memelukku begitu erat seakan tak ingin aku pergi darinya.
“Hei, Cho-Kyu-hyun. Aku kesulitan ber-nafas” ucapku terputus-putus sembari mencoba melonggarkan pelukannya. “Maafkan aku sayang”. Kata pria itu membuatku tercengang dan tanpa sadar memasang tampang bodoh. “Lucu sekali. Sangat menggemaskan. Apa kau ingin menggodaku eoh?”. Kata pria itu lagi dan mengedipkan sebelah matanya. Menggoda? Aku tidak mengerti maksudnya. Tapi sekarang aku mengerti. Saat pria bernama Cho Kyuhyun itu menempelkan bibirnya pada bibirku. Mengecupnya lalu melumat lembut bibirku. aku tahu sekarang.
Sangat munafik jika aku bilang aku tak menyukai ciumannya yang begitu lembut ini. Pria ini. Cho Kyuhyun. Satu-satunya pria yang pernah menciumku. Pria yang mengambil ciuman pertamaku. Dan merupakan kebohongan besar jika aku berkata aku tak gugup dengan ciumannya. Sesuatu di dalam dadaku berdebar dan selalu berdetak diatas normal saat pria ini melakukan kontak fisik denganku. Aku tak tahu kenapa.
Pria bernama Kyuhyun itu mengakhiri ciumannya setelah memberikan kecupan-kecupan diseluruh wajahku. “Aku tak akan pergi ke Amerika. Aku tak akan kemana-mana tanpamu. Aku tak akan mampu. Jangan khawatir, aku akan disini. Aku akan tetap tinggal”. Ucapan pria ini di iringi dengan sapuan ibu jari pada pipiku. Entah kenapa mendengar kalimat yang diucapkannya seolah meringankan rasa sesak dalam dadaku. Rasanya seperti batu-batu yang mengganjal itu terangkat. Sangat lega.  Untuk kali ini aku ingin menjadi gadis egois, jadi aku mulai memeluknya, dan bukan dia.

I DON’T KNOW, BUT HE DID. HOW CAN THAT BE ?
------His Pervert Side at the First Date------
Matahari yang masih bersembunyi dibalik selimut awan tebalnya tak membuatku menarik kembali selimut tebal berwarna biru langit dan melanjutkan tidur nyenyak di dalamnya. Aku terbangun dengan mata yang sedikit membengkak dan lingkaran hitam yang mengerikan dibawahnya. Sial. Aku menjadi sangat gugup sampai tak bisa tidur dengan baik. Jam beker berbentuk kucing berwarna putih masih menunjukkan pukul 05.00 dan entah kenapa mataku sama sekali tak mau diajak berkompromi untuk menutup barang semenit saja. Jadilah aku disini sekarang, dibalik pentri dengan apron terpasang pas di tubuhku.
Aku belum pernah pergi kencan dengan seorang pria sebelumnya dan itu membuatku sangat gugup. Cuaca sangat cerah dan itu membuatku semakin kebingungan. Musim semi yang menyedihkan untukku. Bukan karna aku tak menyukai musim ini, hanya saja- kenapa kencan perdanaku dilakukan saat cuaca sangat mendukung begini?. Aku berjalan kesana-kemari sambil mengigit kecil kuku jari telunjukku. Kencan ini membuatku frustasi.
Mobil berwarna putih silver berhenti di depan pagar rumahku. Tak lama setelah itu seorang pria berpakaian casual keluar dari dlam mobil tersebut. Pria itu Cho Kyuhyun. Kekasihku. Bolehkah aku menyebutnya begitu?. “Apa aku terlambat?”. Dia bertanya sembari tersenyum. “Apa aku membuatmu menunggu terlalu lama? Maaf” ucapnya lagi sambil menggenggam tanganku dan mengecupnya. “Ku rasa tidak. Aku bahkan belum 2 menit selesai berganti pakaian” aku menjawabnya dengan pelan dan menunduk. Aku tak berani menatap langsung ke matanya. Karna aku tak tahu seperti apa wajahku saat ini.
Pohon-pohon pinus terlihat sangat segar dengan daunnya yang hijau lebat. Semak-semak liar juga begitu, ditambah bunga liar yang mekar berwarna-warni sepanjang jalan menarik mataku untuk terus menatapnya, sangat cantik. “Hei, apa semak-semak itu lebih menarik dari pada aku?” kalimat protes terlontar dari bibir seorang pria disampingku. “Ya kurasa begitu. Mereka sangat indah” aku berkata menjahilinya. “Malang sekali nasipku” pria itu menghela nafas dan sedikit cemberut. “Hei, aku hanya bercanda. Jangan pasang wajah seperti itu!” aku mencubit pelan perutnya lalu menyandarkan kepalaku kebahunya. Aku melirik kearah Kyuhyun. Dia tersenyum lalu mencubit hidungku dan mengelus rambutku gemas. Aku ikut tersenyum dibuatnya.
“Ayo menikah” bisik pria itu di telingaku. “Aku masih terlalu kecil untuk itu. Tidak adakah hal lain yang bisa kau tawarkan untukku?” jawabku sambil berbisik pula. Pria itu terlihat berfikir. “eum, bagaimana ya. Baiklah. Kalau kuliah di Universitas yang sama lalu setelah lulus menikah. Tidak ada penolakan” ucapnya setelah melepas pelukanku. Aku menatap tepat dimatanya yang berwarna coklat gelap lalu mengangguk. Dan Mulai saat ini aku tahu bahwa pria bernama Cho Kyuhyun dihadapanku ini adalah orang paling mesum. “Aku sangat suka rasa bibir tipis mungilmu ini sayang. Rasanya manis seperti buah mulbery segar” ucapnya setelah melepas pagutan bibirnya pada bibirku. “Tapi, aku juga ingin memilikimu seutuhnya. Aku ingin merasakan seluruh tubuhmu” ucapnya lagi. Aku melotot mendengar ucapannya. “Kyaa!!! Dasar mesum!!” teriakku sambil memukul kepalanya lalu berlari menjauh. Dasar pervert.

I DON’T KNOW, BUT HE DID. HOW CAN THAT BE ?
------He Did What He Said. We Just Married------
Matahari menyongsong sinar berwarna kuning cerah bersamanya di pagi itu. Burung-burung kecil terbang dari sarang hangat mereka yang di iringi dengan hembusan angin dan tetesan embun-embun. Kedai-kedai mulai membuka pintu mereka dan membalik tanda “CLOSE menjdi OPEN”. banyak sekali manusia yang berlalu lalang dengan pakaian warna-warni cerah sepanjang jalan. Musim panas kali terasa sangat berbeda untukku. Untuk tahun ini tak ada lagi liburan atau hangout dengan kakak atau adikku.
Saat matahari makin membumbung tinggi di langit, aku terdiam dalam sebuah ruangan yang cukup luas bersama beberapa orang yang tengah sibuk berjalan kesana-kemari. “Jangan banyak bergerak Sooyoung-ie!”. Suara melengking Sunny mengintrupsiku. “Hei! Kenapa kau makan banyak sekali ice cream dan muffinnya? Kalau sampai aku menemukan setitik saja noda di gaun itu, habis kau!”. Lagi seorang mengganggu kegiatanku. Kali ini Jessica.
Aku menghela nafas kesal. Sebenarnya yang akan menikah itu siapa sih? Kenapa jadi mereka yang ribut. Baiklah aku mengerti, mereka memang teman yang baik dan sangat perhatian. Tapi jangan selalu mengintrupsi semua yang aku lakukan, aku juga butuh makan kan?. Mereka membuatku makin gugup dan sedikit frustasi saja.
5 tahun setelah kelulusan itu aku benar-benar menikah dengan pria bernama Cho Kyuhyun itu. Sesuai dengan yang pria itu katakan. Dia menepati ucapannya. “Selamat atas pernikahanmu Sooyoung-ie. Kau tampak cantik sekali hari ini”. Changmin menucapkannya dengan wajah cerah dan senyum yang terukir lebar. “Terimakasih Changmin-ah. Kau juga terlihat keren dengan tuxsedo hitam itu. Tampan sekali. Kurasa akan banyak gadis yang terpesona padamu”. Aku mengatakannya dengan jujur. Sahabatku ini memang terlihat sangat tampan. “Begitukah? Kira-kira berapa banyak gadis yang bisa aku gaet hari ini? Selusin?”. Dia bergurau dan memasang wajah seperti casanova.
Changmin datang ke pesta pernikahanku seorang diri dan itu membuatku sedikit prihatin padanya. 2 tahun yang lalu kekasihnya Victoria Song memutuskan hubungan mereka dan menikah dengan seorang pria China bernama Zhoumi. Victoria Song meninggalkan sahabatku. Changminku yang malang. “Aku tak suka mata indah istriku terus-menerus menatap pria lain seperti itu!”. Protes pria disampingku. Suamiku Cho Kyuhyun. Aku hanya tertawa pelan lalu mencubit gemas hidungnya.
Suamiku. Cho kyuhyun. Pria yang terlihat sangat tegas. Ya. Dia memang begitu saat bekerja dikantor. Tapi sikap itu berubah 1800  saat bersamaku. Sifat manja, pencemburu, dan mesumnyalah yang akan sangat dominan saat hanya bersamaku. Dan aku bersyukur untuk itu. Aku bukan gadis bodoh dan naif. Suamiku adalah tipe pria idaman banyak kaum hawa. Wajah tampannya tak perlu diragukan. Karir yang cemerlang dan keluarganya yang terhormat. Tapi pria ini. Cho Kyuhyun. Suamiku. Aku tahu dia hanya mencintaiku dan aku percaya itu. Aku percaya padanya.
-----KKEUT-----
Ige mwoya??. Tingkat ke-GEJEannya meningkat banget kan?. Tapi aku ngucapin banyak banget terimakasih buat Reader-deul yang masih mau nyempetin waktu & tenaganya buat baca karya abal-abal aku yang masih dalam tahap belajar ini. Gamsahamnida!!!

Drop Your Comment Please!! & if it’s fine review please... ^__^
Gomawo Knight-deul...
Annyeong..., Bye-bye...!!!  ^__^

Sabtu, 31 Mei 2014

Kyuyoung Fanfiction




Morning Shock
Starring with
Cho Kyuhyun | Choi Sooyoung
Romance Maybe (?) Comedy#Failed
Made By
Andria Knight
Length One Shoot
Rating PG 16 (?)

Anyeonghaseyo ^-^
Aq Knight yg lg belajar nulis FF & Ini fanfiction pertamaku yang pake’ KYUYOUNG sebagai cast utamanya, aduh maaf ya aq gx pinter buat intro #deepbow. buat para reader selamat membaca.., maaf  kalau Typo bergentayangan dimana-mana.
Happy Reading All





^_^ Morning Shock  ^_^
Pria itu masih tak bergeming, tak beranjak se-inchi pun dari tempatnya. Terpaku pada sebuah pemandangan yang tersaji dihadapannya. Tangan panjangnya terulur perlahan mencoba meraaih objek yang tengah dengan ketidaksadarannya tetap terbaring damai dihadapan pria itu. Jari-jari pria itu mulai menyentuh bongkahan daging yang dibalut kulit selembut sutra, pelan dan sangat hati-hati, mencoba tak mengusik ketenangan pemilik pipi chubby itu. Mata almond nan tajam pria itu menatap lembut, mencoba menelisik arti dalam tiap ekspresi yang tertangkap olehnya. Berbagai ekspresi yang dilakukan oleh objek dihadapannya. Tak hanya berbagai perubahan ekspresi yang menarik perhatian iris kecoklatan itu, namun juga pahatan tuhan yang terdapat ditiap lekuk wajah objek itu, hidung kecil yang tak terlalu mancung, mata bulat bening yang kini tertutup kelopak, pipi tembem seperti bakpau, dan jangan lewatkan bibir tipis merah muda itu. Sempurna. Begitulah kiranya yang ia fikir. Sempurna untuknya.
“eungh” sebuah suara mengusik kegiatan pria itu, namun belum juga menghentikan aksinya. Hingga sebuah geliatan yang di iringi dengan terbukanya sepasang kelopak mata secara perlahan benar-benar menghentikan apa yang ia lakukan.
“hey baru bangun..? dasar pemalas. Wanita macam apa kau ini..?” ucapnya dingin disertai pengalihan ekspresi dadakan. “diamlah, aku tidak dalam mood untuk bertengkar denganmu” balas wanita itu datar, tangannya masih sibuk mengucak pelan matanya menyesuaikannya agar terbiasa dengan cahaya yang ada lalu membuka kain tebal yang membungkus tubuhnya hingga dada. “astaga choi, kau baru saja membuat mataku iritasi” ujar pria itu sambil membalikkan tubuhnya menghadap dinding. “ada apa denganmu..? kenapa tiba-tiba bertingkah konyol seperti ini..?” gadis itu masih belum cukup sadar dengan keadaannya, hingga ia melihatpantulan dirinya dari cermin. “ya tuhan ini memalukan...!!!” jeritnya lalu berlari kearah pintu bercat putih, membukanya dan masuk dalam ruangan itu. “argh...., memalukan” teriaknya dalam hati.
^_^ Morning Shock  ^_^
Untuk beberapa saat dua anak manusia itu masih diam, tak seorangpun dari mereka yang membuka katupan rapat bibir mereka untuk berbicara. Hanya dentingan jam yang terpajang dan bunyi gemelatuk benturan sendok dengan piring menjadi nada pengiring pagi hening itu.
“eumh.., maaf untuk-“ ucapan menggantung keluar dari bibir tipis gadis bermarga Choi itu “untuk..?” sebuah suara menanggapinya. “kejadian tak terduga itu, tapi kau tak melihatnya bukan..?” tanya gadis itu was-was. “memangnya apa yang bisa aku lihat..? kaki kurusmu itu..? oh.., ayolah Choi aku sudah sering melihatnya. Lagi pula apa yang bisa dilihat dari tubuh tak berdagingmu itu..?” ucapanya panjang. “baiklah.., aku tahu. Jangan memancing amarahku Cho, atau kau akan menyesal” balasnya malas. “well.., kita lihat saja. Ayo cepatlah aku hampir terlambat.”
pria itu berjalan lurus ke arah pintu lalu membukanya “hei.., kau tak membawa mobilmu...?”ucap seseorang dibelakangnya “ya begitulah.., seperti yang kau lihat” jawab pria itu “lalu..?”.  “lalu apa..?” sahut pria itu cepat “sejak kapan seorang Cho Kyuhyun yang jenius menjadi bodoh begini huh...? dengus gadis itu “sstt..., kau berisik sekali” pria yang dipanggil Cho Kyuhyun itu menempelkan jari telunjuknya tepat diatas bibir gadis itu. Sedangkan gadis itu hanya mempoutkan bibirnya. Menggemaskan. “good.., kajja”ajaknya.
^_^ Morning Shock  ^_^
“yakk..., kau bercanda kan..? ini tidak serius bukan...? ya tuhan Cho kau ingin membunuhku...?” wajah gadis itu layu tak seperti saat keluar dari rumahnya, bagaimana tidak seorang pria jenius dengan IQ diatas rata-rata membuatnya berjalan kaki dari rumahnya hingga ke sebuah caffe yang berjarak..., yah entahlah yang pasti rambut coklat miliknya awut-awutan dan..., eumh sedikit peluh menetes dari  anak-anak rambutnya yang terlepas dari ikatannya. “lelah..?” tanya adam bermata coklat almond gelap disampingnya “menurutmu..?” jawab wanita itu ketus “menurutku tidak..., ayo ini masih setengah jalan lagi.., jangan malas Choi” ucap pria itu lalu menggenggam tangan besarnya menautkan jari-jari lentik hawa cantik itu diantara jemarinya.
^_^ Morning Shock  ^_^
Matahari masih bersinar cerah namun tidak dengan aura gadis bermarga Choi ini, wajahnya tertekuk lusut seperti pakaian yang tak tersentuh hangatnya setrika berpuluh-puluh tahun. Oke ini berlebihan. Tapi apa kata lain yang dapat mendeskripsikan tentang wajah dengan ekspresi super duper absurd ini..? mulut yang sedikit terbuka lalu alis berkerut bingung dan ditambah nafas yang terputus-putus, tidak hanya itu mini dress bunga-bunga berwarna peach yang ia kenakanpun terlihat sedikit.., maksudnya banyak, kau tahu berantakan. Noda kecoklatan tak berbentuk karna bentuknya tak terdefinisikan, flatshoes yang berwarna senadapun kini tak lagi berada dibawah kakinya. Ya tuhan kenapa gadis cantik ini sangat aneh hari ini..?
“ya tuhan Cho Kyuhyun..., demi tubuh atletis Siwon Oppa dan perut buncitmu...!!! tidak bisakah kita berhenti sebentar eoh...?? aku-hosh- aku—rasanya--hosh--akan mati sekarang juga” ucap gadis itu terengah “baiklah istirahat 5 menit.., dimulai dari sekarang” kata pria itu tenang. Setelah itu tak ada yang membuka percakapan diantara mereka, hening. Yang terdengar hanyalah suara hembusan nafas gadis bermarga Choi itu.., hawa cantik itu tengah mengatur nafasnya, mencoba menikmati oksigen yang terasa melimpah untuk saat ini, hingga... “oke.., waktu istirahat habis.., sekarang ayo bangun ini belum selesai Choi.., ireona”kata pria itu. Dan itu terdengar seperti suara malaikat pencabut nyawa, bahkan lebih menakutkan.
^_^ Morning Shock  ^_^
“astaga Choi.., sepertinya aku melupakan sesuatu” ucap pria itu “kau baru menyadarinya..? ya ya ya.., kurasa besok aku harus membuat pengumuman..., CHO KYUHYUN SI JENIUS MENJADI CHO KYUHYUN SI IDIOT...” gadis itu menanggapinya dengan ketus “tidak.., tidak.., sungguh aku benar-benar melupakan suatu hal yang sangat penting”pria bersurai coklat itu berfikir. Dan tada. “ah..., matta...,” soraknya riang “ya ampun Cho.., kau mengejutkanku” pekik gadis cantik itu. Pria itu berbalik dan memposisikan dirinya tepat dihadapan gadis cantik itu, mengangkat dua telapak tangannya dan menangkupkannya pada kedua pipi bulat gadisnya. “Cho..., kau ini kenapa sih..?” gugup gadis cantik itu. “aku..? aku baik-baik saja Choi.., sangat baik malahan” katanya lembut. Nafas gadis itu tercekat tepat dikerongkongannya saat tiba-tiba bibir tipisnya dikecup pria dihadapannya.
“jadi...? apa ini yang kau lupakan...?” cicit Sooyoung setelah berhasil mengtur nafasnya “ya” hanya itu yang terucap dari bibir tebal pria dihadannya. “mwo...? jadi hanya sebuah kecupan...? hanya karna sebuah kecupan..? HANYA UNTUK SEBUAH KECUPAN KAU MEMBUATKU BERLARI SEJAUH..., entahlah aku tidak tahu..., HANYA KARNA ITU KAU MEMBUATKU BERJOGGING SEJAUH INI..? DENGAN MINI DRESS...? YA TUHAN CHO KYUHYUN AKU BISA GILA...!!!” ucap gadis itu meninggi.., nafas gadis itu terputus-putus dengan dada yang terengah naik turun. “ya.., wae..?” jawab pria itu enteng. “wae...? kau masih bertanya kenapa...? YAKK..., Cho setan kau gila, bodoh, atau idiot...? kau membangunkanku sepagi ini, lalu membuatku berlari berkilo-kilo meter hanya untuk sebuah ciuman, dan sekarang kau bertanya kenapa..? mati saja kau Cho” marah gadis itu meski dengan intonasi yang sedikit menurun tak se-berapi-api tadi. Adam berparas tampan itu membalikkan tubuhnya dan berjalan, melangkah diatas rumput dan ilalang, dalam langkah ke tigabelasnya, pria itu berhenti lalu berbalik lagi.
 “ah..., sepertinya aku melupakan sesuatu yang lebih penting lagi” ucapnya lalu berlari kecil kearah Choi Sooyoung, sedang gadis itu tengah membuang wajahnya enggan menatap Kyuhyun, kesal. “apa lagi Cho..? kau benar-benar ingin aku mencekikmu huh..?” sungut gadis itu “entahlah  Choi..., tapi jika kau membunuhku sekarang kupastikan kau akan sangat menyesal” kata Kyuhyun “benarkah...? beri aku satu alasan kenapa aku akan sangat menyesal” tantang hawa berwajah cantik itu. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari pria itu.., hanya saja pria berwajah rupawan itu kini tengah berlut dihadapannya dengan satu tangan menggenggam sebuah kotak berwarna biru tua, pria itu membukanya dan terlihatlah sebuah cincin bermata kristal safir merah hati yang indah.  “Choi Sooyoung..., eummh...,huu..., aku..., maukah kau menjadi nyonya Cho...?” ucap Kyuhyun terbata “ya tuhan Cho..., kau baru saja melamarku...?” kata gadis itu tak percaya “ya.., sepertinya begitu” jawab pria itu kikuk. “YAKKK.... CHO KYUHYUN KAU AKAN MELAMARKU DAN MEMBUATKU MENJADI WANITA TERBURUK DIDUNIA TEPAT 2 JAM SEBELUMNYA...? LIHAT..., INI...,INI..., DAN INI JUGA...!!” tunjuknya pada  wajah, rambut, serta penampilannya secara bergantian. “ya aku bisa melihatnya..., kau terlihat sedikit eummm..., tidak seperti biasanya.., menurutku” kata pria itu menilai. “tidak.., aku memang terlihat tidak seperti biasanya Cho..., dan kau melamarku disaat seperti ini..? aku semakin ingin membunuhmu sekarang juga” ujar Sooyoung. “lakukanlah” ucap pria itu “mwo..?” bingung Sooyoung “bunuh aku Choi..., bukankah kau ingin..?” kata pria itu lagi. Sooyoung terdiam ditempatnya matanya merah menahan tangis, hingga pada akhirnya ia tak mampu membendungnya lagi, pertahanannya terlampau lemah karna pria ini. “k-kau.., kau ingin..-hiks.., aku menjadi janda-hiks.., bahkan sebelum-hiks...-aku menikah...? kau ingin seperti itu..?” ucapnya tak beraturan.
Lengan besar pria bermarga Cho itu meraih tubuh kurusnya yang tampak ringkih dengan tangis yang makin keras dan tak beraturan itu, telapak tangannya mengusap lembut punggung gadisnya, mencoba memberikan ketenangan. Cukup lama acara menenangkan itu berlangsung hingga Kyuhyun melepas pelukannya dan kembali menangkupkan tangannya pada wajah Sooyoung. Pria itu mendekatkan wajahnya, mengikis jarak antara mereka berdua hingga sepasang bibir tebalnya menempel sempurna pada bibir tipis Sooyoung, mengecupnya beberapa kali lau melumatnya lembut, menyesap bergantian bibir atas dan bawah hawa cantik itu, mengecap rasa manis bibir gadisnya.
^_^ Morning Shock  ^_^
“jadi...? kau masih tetap ingin mencekikku...? atau menjadi wanita paling beruntung di dunia karna menikah denganku...?” tanya Kyuhyun setelah melepas tautan mereka “kurasa pilihan pertama sudah tak berlaku lagi.., jadi hanya ada pilihan kau akan menikah denganku atau menjadi nyonya Cho generasi ke 5 dari seorang bernama Cho Kyuhyun...?” ucap pria itu lagi. Choi Sooyoung terkekeh geli mendengar pernyataan dari pria di hadapannya itu “apa tidak ada pilihan lainnya..? seperti..”ujarnya lalu berfikir “tidak..., sekarang pilihannya hanya ya, ya, ya, dan ya aku bersedia”sela Kyuhyun. Gadis itu masih bergelayut dengan berbagai pemikirannya “jadi..., apa aku boleh berkata tidak...?” tanya gadis itu “tidak” jawab Kyuhyun cepat “kenapa kau masih bertanya dan memintaku memilih bodoh...?” ucap Sooyoung “tentu saja aku mau” tambahnya.
Mereka menghabiskan hari itu dengan memandang hamparan kota diatas bukit, hingga sinar ke-emasan mentari mengusir mereka pergi. “yakk..., Cho setan.., apa kita harus pulang dengan berjalan kaki lagi..?”tanya Sooyoung dengan wajah paniknya “ya.., kurasa olahraga di sore hari cukup menyenangkan” jawab Kyuhyun dengan senyum miringnya “ya tuhan Cho..., kau benar-benar ingin membunuhku.., ARRHHH....”ujar Sooyoung. Mengenaskan.
Kkeut.......


Huwaaa.... Ff macam apa ini....??!!!?
ceritanya jelek.., alurnya aneh...!! tp yg bikin masih berani buat minta review dari reader sekalian..., hadeuh...,
Kalau berkenan Drop Your Comment Please..., & if it’s fine review please... ^__^
Gomawo Knight-deul...
Annyeong..., Bye-bye...!!! ^__^

Template by:
Free Blog Templates